Apakah itu “Keuangan Islam” ?

Keuangan Islam adalah proses pengelolaan di bidang keuangan berdasarkan ajaran atau syariat Islam, yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dimana kegiatannya terlepas dari unsur-unsur komersil atau bahkan riba. Beberapa contoh lembaga yang menganut sistem keuangan Islam adalah baitul mal wat tamwil (BMT), koperasi syariah, asuransi syariah, dll.

Keuangan Islam apabila dibandingkan dengan keuangan konvensional pastinya sangat berbeda. Jika kita melihat secara garis besar, tentu di antara keuangan Islam dengan keuangan konvensional sama-sama mengelola masalah keuangan. Akan tetapi jika kita melihat dari sistem pengelolaan yang diterapkan oleh masing-masing lembaga (antara keuangan Islam dengan konvensional) akan terlihat berbeda. Sebagai contoh, sistem yang digunakan oleh bank konvensional adalah sistem bunga. Orang-orang yang bernasabah pada bank konvensional akan memperoleh bunga sekian persen (%) dari jumlah saldo uang yang ditabungnya. Sedangkan pada bank syariah (bank yang menerapkan keuangan Islam) menggunakan sistem bagi hasil. Apabila suatu bank syariah memperoleh profit dari pihak perusahaan, maka profit tersebut akan dibagi sama rata kepada nasabah-nasabah yang sudah berlangganan dengan bank syariah tersebut. Jadi , dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem bunga (pada bank konvensional ) sangatlah berbeda dengan sistem bagi hasil (pada bank syariah).

Kita sebagai umat Islam wajib memahami tentang hukum-hukum agama Islam. Karena sudah sangat lengkap tentang penjelasan-penjelasan yang terdapat di dalam isi kandungan Al-Qur’an. Dalam ajaran Islam sudah ditentukan bahwa sistem bunga bank adalah syubhat, yang artinya adalah terdapat keraguan atau masih dianggap suatu ketidakpastian. Maka dari itu, alangkah lebih baik jika kita dapat memilih untuk bernasabah pada bank syariah. Karena dalam sistem ekonomi yang diterapkan oleh bank syariah tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.